Saturday, 16 May 2015

Mengenal Bahan Baku Pembuatan Cat Tembok

Industri pembuatan cat merupakan salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan matrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan.


Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.




Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan tentang cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih besar, yaitu ilmu tentang surface coating.

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain. Cat dapat digunakan pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan oleh air).

Secara umum cat tersusun dari 5 bahan dasar, yakni:

Binder (resin, sebagai pelekat/lem)
Resin atau binder merupakan komponen utama dan yang paling penting dalam cat. Resin berfungsi merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dan lain-lain


Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali tipe dan turunanya, bahkan kombinasi antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.

Pigment (pewarna) 
Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant(pewarna). Dyestuff bersifat larut dalam solvent, sedang pigment tidak. Pigment merupakan padatan halus (bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat. Pigment memiliki beberapa fungsi penting dalam cat seperti memberi karakter khas pada penampakan cat tersebut, seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya, memberi nilai tambah pada karakter kekutan cat tersebut, seperti kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, serta meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi.


Secara umum pigment dibagi menjadi dua kategori besar, yakni pigment organik dan pigment anorganik. Pigment organik adalah pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon), seperti Fast Red 2R - Pigment Red 21, Phthalocyanine Blue, Phthalocyanine Green G - Pigment Green 7(74260) dan lain-lain. Sedangkan contoh pigment anorganik adalah Zinc Oxide, Zinc Chromate, dan lain-lain.

Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup, kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih bagus dibanding pigment organic. Namun dalam kecerahan dan tinting strength, pigment organic umumnya lebih bagus dibanding anorganik.

Solvent (pelarut) 
Sekalipun setelah pemakaian, solvent akan terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat, namun peran solvent selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian cat, memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.


Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian rupa sehingga campuran mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk, dicampur, digiling dan lain-lain. Dengan penambahan solvent yang tepat dan cukup akan menurunkan kekentalan dari resin atau campuran pada suatu titik dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk masing-masing proses.

Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan penambahan jenis solvent yang tepat dan dengan takaran pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau dilumurkan dengan mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang tepat juga memberi pengaruh optimal pula pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film yang maksimal karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan keringnya.

Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah sebagai berikut:

-           Hidrokarbon
Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya. Solvent-solvent golongan hidrokarbon hampir seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak bumi yang  merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan (bukan senyawa murni), sehingga titik didihnya berupa range dari minimum sampai  maksimum, bukan merupakan titik didih tunggal.

-          Oksigenated Solvent
Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini adalah golongan ester,  ether, ketone dan alkohol.


Filler/Extender (bahan pengisi)
Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk memberbaiki sifat cat. 


Extender umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment. Contoh dari filler/extender adalah Calcium Carbonat, Kaolin Clay, dan Talc Powder

Additive (bahan tambahan)                                                                                       
Disamping ke empat komponen seperti  resin, pigmen, solvent dan extender, ada beberapa komponen lain yang ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat, yakni additive. Komponen-komponen ini, sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai seperti harapan kita.
Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa additive yang biasa dipakai dalam industri cat.

MEMPERCEPAT ATAU MEMPERMUDAH PROSES

  • WETTING AGENT, untuk mempermudah atau mempercepat proses penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment atau extender
  • DISPERSING AGENT, untuk mempermudah distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin
MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PENYIMPANAN

  • ANTI SKINNING AGENT, untuk mencegah proses pengulitan pada permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan
  • THICKENING AGENT, untuk mempertahankan kekentalan cat atau melindungi cat selalu dalam kondisi koloid
  • ANTI SETTLING AGENT, untuk mempertahankan pigment selalu berada pada kondisi dispersi yang stabil dalam campuran, sehingga tidak mengendap.


MENGURANGI AKIBAT JELEK SELAMA PEMAKAIAN

  • ANTI SAGGING, untuk mencegah turunnya atau melelehnya cat jika dipakai pada permukaan tegak
  • LEVELLING AGENT, untuk meningkatkan kualitas permukaan cat, sehingga permukaannya rata tidak bergelombang
  • ANTI FLOODING & FLOATING, untuk mencegah pemisahan pigment baik secara vertikal maupun horisontal
  • ANTI FOAMING, untuk mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat

MEMPERBAIKI ATAU MERUBAH  SIFAT FILM

  • ANTI STATIC AGENT, untuk mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik static selama pemaikaian
  • DRYER, untuk mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).
  • CATALYST, untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino dan alkyd polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam organik maupun anorganik
  • PLASTICIZER, untuk meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC.
  • ANTI FOULING AGENT, untuk mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan air laut pada dasar dinding kapal
  • MATTING AGENT, untuk menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari gloss ke semi gloss atau dari semi ke dof/matt)
  • ANTI FUNGUS, untuk mencegah timbulnya jamur

Wednesday, 13 May 2015

Tips Untuk Ruang Tamu Yang Sempit


Salah satu problem yang sering dihadapi keluarga yang baru memiliki rumah adalah bagaimana membuat ruang tamu yang nyaman namun tetap terlihat menawan. Perumahan di perkotaan dengan luas lahan terbatas seringkali mengorbankan ukuran ruang tamu. Ukuran ruang tamu menjadi sedikit sempit dan mau tidak mau ini harus disiasati, terutama bagi anda yang mempunyai banyak kolega yang sering berkunjung ke rumah anda. Tentunya anda tidak ingin membuat kesan buruk ketika mereka berkunjung ke rumah anda bukan? Lalu perubahan apa yang bisa anda lakukan agar ruang tamu yang sempit bisa menjadi berfungsi lebih optimal?

Mulailah dengan warna
Mulailah berpikir tentang warna apa yang akan anda pakai untuk melapisi dinding ruang tamu anda. Warna ini haruslah membuat ruang tamu anda menjadi terkesan luas dan membuat tamu betah berada di sana. Jangan terlalu jauh memikirkan dua jenis warna. Untuk ruang tamu sempit, satu jenis warna yang tepat sudah cukup membuat perubahan besar bagi ruang tamu anda.

warna yang tepat sudah cukup membuat perubahan besar bagi ruang tamu anda

 Walaupun warna merupakan selera si pemilik rumah, namun anda juga harus memikirkan tentang persepsi orang mengenai warna tersebut. Sebagai pertimbangan anda bisa menggunakan warna cerah untuk ruang tamu anda karena warna ini bisa memberikan efek luas, lega bagi ruang tamu yang sempit. Warna cerah ini bisa anda kembangkan menjadi beberapa pilihan warna yang bisa anda padupadankan dengan warna perabotan yang akan anda tempatkan di ruang tamu anda

Pikirkan Jenis Barang di Dalamnya
Hal selanjutnya untuk memaksimalkan ruang tamu anda adalah, memilah jenis barang yang akan ditempatkan di ruang tamu anda. Ini akan menjadi pilihan berat ketika anda harus menyisihkan salah satu dari dua jenis barang yang memiliki fungsi sama di ruang tamu yang berukuran sempit. Mau tidak mau harus ada masing-masing satu jenis barang dengan fungsi yang berbeda-beda untuk memaksimalkan ruang tamu anda.

tidak perlu terlalu banyak barang, yang penting ruang tamu anda berfungsi optimal

Anda bisa menempatkan, sofa, meja kecil, TV dengan rak dibawahnya yang bisa berfungsi untuk menyimpan beberapa benda, dengan begitu anda bisa menempatkan dua jenis benda dalam satu tempat saja. 

Terapkan Konsep Minimalis
Untuk menyiasati ruang tamu anda yang sempit, anda harus bisa menerapkan konsep minimalis di ruang tamu anda. Konsep minimalis lebih condong ke arah kesederhanaan tapi tetap fungsional dan modern. Anda bisa menempatkan satu jenis benda dengan satu atau dua fungsi sekaligus sebagai contoh penerapan konsep minimalis ini. Dengan begitu walaupun sempit, ruang tamu anda bisa tetap berfungsi optimal

Atur Penempatan Barang
Setelah anda bisa memilah jenis barang yang akan ditempatkan di dalam ruang tamu, saatnya mengatur posisi atau penempatan barang-barang tersebut. Mulai lah dari ukuran. Sebaiknya anda juga memikirkan ukuran kursi atau sofa yang akan anda tempatkan. Jangan terlalu besar dan juga jangan terlalu tinggi, cukup sofa kecil dan tempatkan dengan pola L atau bisa juga berhadapan atau pola U. Setelah memilah dari ukuran anda bisa menyesuaikan barang lain semisal penempatan rak dan TV. Selain itu jangan lupa untuk menyesuaikan ukuran meja yang akan anda tempatkan di area ruang tamu. 

cukup tempatkan meja kecil di ruang tamu yang sempit
Meja ini bisa jadi penentu karena biasanya meja ditempatkan di tengah ruangan. Meja yang terlalu besar bisa langsung membuat kesan sempit bagi ruang tamu anda. Apalagi jika meja tersebut lebih tinggi dari tempat duduk. Cukup pilih jenis meja yang kecil dan tidak terlalu tinggi.